Pengalaman Menulis di Aplikasi Wattpad
Menulis menjadi salah satu hobi saya. Menulis yang saya maksud adalah menulis cerita fiksi dengan jalan cerita yang tidak terlalu rumit dan berkonflik ringan. Dulu saya pernah menulis cerita fiksi di sebuah platform aplikasi yang sudah tak asing lagi di kalangan remaja saat ini, yaitu aplikasi wattpad. Aplikasi dengan logo huruf W berwarna orange yang fungsinya mungkin tidak jauh berbeda dengan blogger. Di aplikasi ini kita dapat menulis atau sekedar membaca postingan-postingan di Wattpad, entah itu cerita pendek, cerita bersambung, artikel ataupun puisi. Banyak fitur-fitur yang tersedia di aplikasi ini, tetapi saya tidak akan menyebutkan atau menjelaskannya satu persatu karena tujuan saya menulis artikel ini adalah untuk menceritakan pengalaman saya menulis sebuah cerita di aplikasi wattpad.
Pertama kali saya mengenal wattpad yaitu pada tahun 2015, tepatnya ketika saya masih menduduki bangku kelas dua sekolah menengah pertama. Teman dekat saya adalah orang yang mengenalkan saya pada aplikasi yang dikenal dengan sebutan dunia orange tersebut. Pada saat itu saya hanya membaca cerita-cerita yang tersedia disana tanpa berniat atau mencoba menulis cerita apapun, yang kemudian mempublikasikannya disana seperti orang-orang yang saya nikmati hasil karyanya. Hingga satu tahun saya mengenal aplikasi tersebut, barulah hati saya tergerak untuk mulai menulis dan mempublikasikannya disana. Cerita yang saya tulispun bukan cerita antimainstream dengan alur cerita yang menarik, tetapi saya cukup berbangga diri karena berhasil membuat sebuah karya dari hasil pemikiran sendiri. Cerita yang saat itu saya tulis adalah cerita dengan genre teenfiction, yang dimana menceritakan kehidupan remaja yang menduduki sekolah menengah atas. Pembacanya pun tidak banyak memang, hanya segelintir saja. Itu pun tidak semua pembaca menyukainya, dilihat dari jumlah vote yang tidak banyak. Sangat jomplang dengan jumlah pembaca. Tetapi, itu semua tidak menyurutkan semangat saya untuk tetap menulis.
Sampai akhirnya saya berhenti menulis ketika saya memasuki bangku sekolah menengah atas. Kesibukan yang saya miliki, membuat saya memutuskan untuk berhenti dari dunia kepenulisan. Saat itu fokus utama saya hanya pada pendidikan yang sedang saya jalani. Akibatnya, cerita yang belum menyentuh epilog yang saya tulis harus terhenti di tengah jalan. Beberapa pembaca tentu mempertanyakan mengapa saya tak kunjung mempublish chapter selanjutnya. Saat itu saya hanya menjawab sekenanya, menceritakan kesibukan saya yang menyebabkan tidak sempatnya melanjutkan cerita tersebut. Lantaran tidak mau membuat pembaca terus-menerus menunggu, akhirnya saya memutuskan untuk mem-unpublish cerita tersebut. Saya benar-benar berhenti dari dunia kepenulisan untuk waktu yang lama. Terlebih satu tahun setelahnya, akun wattpad milik saya tidak bisa di buka karena saya melupakan password-nya. Hal itu semakin membuat minat menulis saya berkurang.
Begitulah kira-kira cerita pengalaman singkat saya menulis di aplikasi wattpad. Hingga saat ini saya belum tergerak untuk kembali menulis di aplikasi tersebut. Beberapa kali saya sempat menulis cerita di sela-sela waktu luang. Hanya cerita ringan yang terinspirasi dari kehidupan pribadi, tanpa berniat mempublikasikannya. Selain tidak percaya diri akan tulisan yang saya buat, terkadang rasa malas menulis saya begitu tinggi. Sehingga cerita yang saya buat tidak pernah mencapai titik epilog. Iya, saya menulis cerita tanpa ending yang jelas. Aneh, bukan? Ya begitulah, jika menulis suka-suka tanpa memikirkan/membuat kerangka cerita. Ketidak konsistenan juga menjadi penyebabnya.
Mungkin sekian pengalaman yang dapat saya ceritakan. Saya harap siapapun yang membacanya dapat mengambil pelajaran yang baik. Semoga bermanfaat!
Diah Permatasari
Komentar
Posting Komentar